Beranda | Artikel
Hadits Motivasi Sedekah
Rabu, 21 Oktober 2020

Bersama Pemateri :
Ustadz Abu Yahya Badrusalam

Hadits Motivasi Sedekah merupakan bagian dari kajian Islam ilmiah كتاب صحيح الترغيب والترهيب (kitab Shahih At-Targhib wa At-Tarhib) yang disampaikan oleh Ustadz Abu Yahya Badrusalam, Lc. Hafidzahullah. Kajian ini disampaikan pada Rabu, 4 Rabiul Awal 1442 H / 21 Oktober 2020 M.

Download kajian sebelumnya: Penjelasan Hadits Tentang Perpecahan Umat

Kajian Tentang Hadits Motivasi Sedekah

Hadits ke-53

Kita masuk hadits ke-53, dari Anas -semoga Allah meridhainya-, dari Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:

وأما المهلكات فشح مطاع وهوى متبع وإعجاب المرء بنفسه

“Adapun perkara-perkara yang membinasakan adalah kekikiran yang ditaati, dan hawa nafsu yang diikuti, dan seseorang merasa ujub dengan kelebihan yang ada pada dirinya sendiri.” (HR. Al-Bazzar, Baihaqi dan yang lainnya, Syaikh Albani mengatakan hadits ini Hasan lighairihi.)

Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam mengabarkan bahwa ada tiga perkara yang membinasakan, saudaraku. Yaitu:

1. Kebakhilan yang ditaati

Artinya seseorang mengikuti kebakhilannya, dia tidak berusaha untuk melawan kebakhilan. Bakhil atau pelit adalah sesuatu yang tercela dalam Islam. Dan bakhil itu sama sekali tidak bermanfaat untuk pelakunya. Bahkan bakhil itu hakikatnya bisa menghancurkan harta. Sebagaimana Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam mengabarkan bahwa setiap paginya ada dua malaikat yang turun ke bumi, yang satu berdoa:

اللَّهُمَّ أَعْطِ مُنْفِقاً خَلفاً

“Ya Allah, berikanlah ganti kepada orang yang berinfak.”

Yang satu lagi berdoa:

اللَّهُمَّ أَعْطِ مُمْسِكًا تَلَفًا

“Ya Allah, berikanlah kebinasaan kepada orang yang kikir itu.”

Lihat juga: Silsilah Al-Ahadits Ash-Shahihah: Hadits 920-925 – TPP: Anjuran untuk Berinfak, Anjuran untuk Meminta Surga Firdaus kepada Allah

Jadi kalau kamu kikir, tidak mau menginfakkan harta kamu, tidak mau kamu bersedekah padahal kamu punya kelebihan, sebetulnya harta kamu itu menjadi tidak berkah, harta kamu itu tidak diberikan keberkahan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala. Karena sedekah itu hakikatnya adalah tidak mengurangi harta sama sekali. Kata Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam:

مَا نَقَصَتْ صَدَقَةٌ مِنْ مَالٍ

“Sedekah tidak mengurangi harta.” (HR. Muslim)

Lihat juga: Sedekah Tidak Mengurangi Harta

Sebab pasti Allah ganti, Allah pasti berkahi. Makanya orang yang bersedekah diberikan oleh Allah banyak keistimewaan, di antaranya  diberikan pahala yang besar pada hari kiamat. Dimana Allah berfirman:

مَّثَلُ الَّذِينَ يُنفِقُونَ أَمْوَالَهُمْ فِي سَبِيلِ اللَّـهِ كَمَثَلِ حَبَّةٍ أَنبَتَتْ سَبْعَ سَنَابِلَ فِي كُلِّ سُنبُلَةٍ مِّائَةُ حَبَّةٍ ۗ وَاللَّـهُ يُضَاعِفُ لِمَن يَشَاءُ ۗ

Perumpamaan orang yang berinfak dijalan Allah seperti orang yang menanam satu butir padi, lalu ia menumbuhkan  7 batang dan setiap batangnya ada 100 padi. Dan Allah melipatgandakan pahala sedekah bagi siapa yang Allah kehendaki.” (QS. Al-Baqarah[2]: 261)

Yang kedua, orang yang sedekah itu maka sedekahnya akan menaungi dia nanti pada hari kiamat di Padang Mahsyar. Di Padang Mahsyar saat matahari didekatkan satu mil. Bayangkan, sangat panas. Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:

كُلُّ امْرِئٍ فِي ظِلِّ صَدَقَتِهِ

“Seseorang itu berada di bawah naungan sedekahnya kelak nanti pada hari kiamat.” (HR. Ahmad)

Apalagi kalau ternyata sedekahnya itu kita betul-betul sembunyikan, tidak ada orang yang tahu. Bahkan yang diberi sedekah pun tidak tahu dari mana sedekahnya. Maka ini orang akan diberikan naungan oleh Allah pada hari kiamat dimana tidak ada naungan kecuali naungan Allah. Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:

سَبْعَةٌ يُظِلُّهُمُ اللهُ فِيْ ظِلِّهِ يَوْمَ لَا ظِلَّ إِلَّا ظِلُّهُ

“Ada tujuh orang yang akan Allah berikan kepada mereka naungan pada hari yang tidak ada naungan kecuali naungan Allah.”

Siapa mereka? Di antaranya adalah:

رَجُلٌ تَصَدَّقَ بِصَدَقَةٍ فَأَخْفَاهَا حَتَّى لَا تَعْلَمَ شِمَالُهُ مَا تُنْفِقُ يَمِيْنُهُ

“Orang yang bersedekah lalu ia sembunyikan sedekahnya, sampai-sampai tangan kirinya tidak tahu apa yang diinfakkan oleh tangan kanannya.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Lihat juga: Keutamaan dan Keajaiban Sedekah

Subhanallah.. orang yang bersedekah akan diberikan oleh Allah kelapangan dada. Ibnul Qayyim menyebutkan di antara sebab dada kita menjadi lapang adalah sedekah. Ketika kita sedekah, membantu fakir miskin, membantu orang-orang yang susah, itu membuat dada kita lapang, biidznillah.

Demikian pula sedekah memberkahi harta, saudaraku. Yakinlah dengan janji Allah bahwa sedekah sama sekali tidak mengurangi harta, bahkan memberkahi. Maka dari itu jangan kita mengikuti kekikiran. Hakikat kekikiran itu hanya akan membinasakan harta. Kata Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam:

يَقُولُ ابنُ آدَم: مَالي! مَالي!

“Anak Adam berkata: hartaku! hartaku!”

Padahal kata Rasulullah bahwa hakikat harta adalah yang sudah ia makan, atau yang sudah ia pakai, atau yang sudah ia infakkan. Sebab yang belum kita pakai, itu belum tentu menjadi milik kita. Entah itu dimakan api, atau terbenam ke dalam tanah, atau terkena berbagai macam musibah, atau kita mati lalu diwariskan menjadi milik ahli waris kita, belum tentu menjadi milik kita, saudaraku.

Kalau kita ingin harta itu menjadi milik kita sampai ke surga nanti, sedekahkan! Maka semua harta yang kita sedekahkan, kelak Allah akan ganti di hari kiamat, di surga itu dengan yang lebih baik dari apa yang kita sedekahkan tersebut. Subhanallah.

Maka ini perkara pertama yang membinasakan, yaitu kekikiran. Dan orang yang kikir itu adalah akibat dari dia takut miskin, dia tidak yakin akan takdir Allah Subhanahu wa Ta’ala. Juga akibat dia tidak percaya janji Allah bagi orang-orang yang sedekah. Orang yang kikir itu dadanya sempit sekali. Mau mengeluarkan uang untuk sedekah saja berpikirnya bekali-kali lipat, ketakutan pada kemiskinan itu luar biasa. Sehingga kefakiran itu betul-betul terbayang di pelupuk matanya.

Orang kikir itu akibat dari cinta dunia yang berlebihan. Orang yang cinta dunia berlebihan biasanya ketakutan kepada kefakirannya  luar biasa sekali. Dia akhirnya menjadi kikir, tidak beriman kepada pahala yang besar berupa surga Allah Subhanahu wa Ta’ala.

2. Hawa nafsu yang diikuti

Ini mengerikan sekali. karena orang yang selalu mengikuti hawa nafsunya tidak peduli lagi dengan batasan-batasan agama Allah. Orang yang menjadikan hawa nafsu sebagai kendaraannya, dia tidak akan peduli lagi apakah Allah ridha atau tidak. Halal dan haram dia terabas, tidak masalah bagi dia, yang penting dia puas dengan hawa nafsu dan syahwatnya itu.

Orang yang beragama dengan cara mengikuti hawa nafsu, pasti tersesat. Makanya Allah Subhanahu wa Ta’ala menyebutkan sebab seseorang bisa tersesat setelah mendapatkan hidayah, yaitu akibat mengikuti hawa nafsu. Allah mengatakan:

وَاتْلُ عَلَيْهِمْ نَبَأَ الَّذِي آتَيْنَاهُ آيَاتِنَا فَانسَلَخَ مِنْهَا فَأَتْبَعَهُ الشَّيْطَانُ فَكَانَ مِنَ الْغَاوِينَ ﴿١٧٥﴾

Bacakan kepada mereka tentang berita orang yang diberikan dan diajarkan kepadanya ayat-ayat Kami, lalu ia lepas dari ayat-ayat Kami tersebut. Lalu setan mengikutinya dan ia pun tersesat.” (QS. Al-A’raf[7]: 175)

Bayangkan, ia tersesat setelah mendapatkan hidayah. Lalu Allah berfirman:

وَلَوْ شِئْنَا لَرَفَعْنَاهُ بِهَا وَلَـٰكِنَّهُ أَخْلَدَ إِلَى الْأَرْضِ وَاتَّبَعَ هَوَاهُ…

Kalaulah Kami kehendaki, Kami akan muliakan ia dengan ayat-ayat Kami itu. Namun ia lebih condong kepada dunia dan mengiktui hawa nafsunya...” (QS. Al-A’raf[7]: 176)

Rupanya inilah sebabnya ia tersesat, lebih mengutamakan kehidupan dunia dan mengikuti hawa nafsu, akhirnya ia pun tinggalkan ayat-ayat Allah Jalla wa ‘Ala.

Maka Anda yang sudah mendapatkan hidayah, kita yang sudah Allah ajarkan ayat-ayat Allah, jika di hati kita masih mengutamakan kehidupan dunia dan mengikuti hawa nafsu, demi Allah ilmu yang kita pelajari itu tidak akan ada manfaatnya. Makanya Allah menganggap orang yang mengikuti hawa nafsu itu adalah manusia yang paling sesat. Allah berfirman:

وَمَنْ أَضَلُّ مِمَّنِ اتَّبَعَ هَوَاهُ

Siapakah yang paling sesat dari orang yang mengikuti hawa nafsunya?” (QS. Al-Qashash[28]: 50)

Karena orang kalau mengikuti hawa nafsu, ketika disampaikan hujjah, kebenaran, dalil, pasti dia akan tolak.

Maka mengerikan ketika seseorang lebih mendahulukan hawa nafsunya dan syahwatnya daripada mengikuti Allah dan RasulNya. Kesengsaraan telah siap-siap menunggu dia di dunia dan akhiratnya. Orang yang mengikuti hawa nafsu akan Allah berikan kesempitan di dunia dan di akhirat. Di dunia kesempitan dada walaupun hartanya kaya. Allah berfirman:

وَمَنْ أَعْرَضَ عَن ذِكْرِي فَإِنَّ لَهُ مَعِيشَةً ضَنكًا وَنَحْشُرُهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ أَعْمَىٰ ﴿١٢٤﴾

“Siapa yang berpaling dari peringatanKu, maka ia akan mendapatkan kesempitan hidup, dan Kami akan kumpulkan ia dalam keadaan buta.” (QS. Tha-ha[20]: 124)

Sebagian ulama mengatakan bahwa kesempitan dada, hatinya selalu gelisah, tidak mendapatkan ketenangan dan kebahagiaan di dunia dan kesempitan kubur. Lalu ia berkata:

قَالَ رَبِّ لِمَ حَشَرْتَنِي أَعْمَىٰ وَقَدْ كُنتُ بَصِيرًا ﴿١٢٥﴾

Kemudian ia berkata: ‘Ya Rabb, kenapa Engkau kumpulkan aku dalam keadaan buta? Sementara aku dahulu di dunia bisa melihat.’” (QS. Tha-ha[20]: 125)

Apa kata Allah?

قَالَ كَذَٰلِكَ أَتَتْكَ آيَاتُنَا فَنَسِيتَهَا ۖ وَكَذَٰلِكَ الْيَوْمَ تُنسَىٰ ﴿١٢٦﴾

Demikianlah, telah datang kepadamu ayat-ayat Kami, lalu kamu pun meninggalkannya, maka di hari ini pun kamu akan ditinggalkan.” (QS. Tha-ha[20]: 126)

Di hari akhirat, saudaraku. Ketika kita sangat butuh karunia Allah, rahmatNya dan ampunanNya, ternyata Allah tinggalkan kita karena kita di dunia lebih mengikuti hawa nafsu dan meninggalkan ayat-ayat Allah. Nas’alullah as-Salamah wal ‘Afiyah..

Bagaimana penjelasan selanjutnya? Mari download dan simak mp3 kajian yang penuh manfaat ini.

Download mp3 Kajian


Artikel asli: https://www.radiorodja.com/49262-hadits-motivasi-sedekah/